Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

Sabtu, 06 Juli 2013

Contoh surat lamaran kerja

Denpasar, 24 Juli 2013

Kepada Yth,
Pimpinan perusahaan
PT. Jaya mandiri
Jl. A.yani No. 12
Denpasar barat
Bali

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.




Nama         
: Narayana Made
Tempat, Tanggal Lahir 
: Denpasar, 10 Oktober 1963
Alamat  
: Jl. Ciung wanara Gg. sekar No. 115
No. Telp/HP
: ........................
Pendidikan terakhir
: ........................
Dengan ini saya mengajukan permohonan untuk bekerja sebagai karyawan pada perusahaan  yang  Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak/ibu bersama ini saya lampirkan data diri antara lain :

1.      Fotocopy KTP ( ID Card ).
2.      Fototcopy surat keterangan lulus ....................
3.      Fototcopy ijazah .

Demikian surat permohonan ini saya buat , atas perhatian dan kebijaksanaan bapak/ibu kami ucapkan terima kasih.


Hormat Saya,
Pemohon .




Narayana Made

 


  




Kamis, 20 Juni 2013

Sejarah beton pracetak



Teknologi beton pracetak telah lama diketahui dapat menggantikan operasi pembetonan tradisional yang dilakukan di lokasi proyek pada beberapa jenis konstruksi karena beberapa potensi manfaatnya. Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi beton procetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predicability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability (Gibb, 1999). Di Indonesia, hingga saat ini, telah banyak aplikasi teknologi beton pracetak pada banyak jenis konstruksi dengan didukung oleh sekitar 16 perusahaan spesialis beton pracetak, atau lebih dikenal dengan sebutan precaster (Sijabat dan Nurjaman, 2007).

I. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK
Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya relative terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam sistem beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang bersih, control kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama semakin mahal dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era ini. Pada dasarnya system ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi dan pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik.
Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai.



II. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI DUNIA
Sistem pracetak berkembang mula-mula di negara Eropa. Struktur pracetak pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Tahun 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding .kolom dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sstem pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentang system pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).

III. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIA
Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000).

IV. DEFENISI PRECAST CONCRETE ( BETON PRACETAK )
Precast Concrete Beton pracetak adalah suatu metode percetakan komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.
Precast Concrete atau Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur beton tersebut : tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang. Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi.
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya. Bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah besar.






V. PERMASALAHAN UMUM PADA PENGEMBANGAN SISTEM PRACETAK
Ada 5 masalah utama dalam pengembangan system pracetak :
  1. Kerjasama dengan perencana di bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak arsitektur dan mekanikal/elektrikal/plumbing.
  2. Sistem ini relative baru
  3. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan system pracetak yang telah ada.
  4. Keandalan sambungan antarkomponen untuk system pracetak terhadap beban gempa yang selalu menjadi kenyataan
  5. Belum adanya pedoman perencanaan khusus mengenai tata cara analisis, perencanaan serta tingkat kendala khusus untuk system pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi

Contoh mudah membuat laporan industri atau laporan praktek




KATA PENGANTAR

             Puji syukur kami ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat-Nya lah kami dapat menyusun laporan Pengecoran beton ber - air ini sampai selesai. Kami berharap laporan ini dapat berguna sebagai panduan untuk mendidik ilmu yang lebih baik bagi pembaca, kususnya siswa siswi SMK N 1 Denpasar.       
Kami juga menyadari tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini tanpa bimbingan dari Bapak/Ibu guru di sekolah.
Dengan selesainya laporan ini, kami berharap laporan ini dapat berguna bagi pembaca. Mohon maaf jika ada kekurangan, dan mohon dimaklumi  agar dapat disempurnakan lagi.
                                                                                
                                                     


                                                                                                      Denpasar, 26 Oktober 2012
                                  
                                                                                                               
                                                                        Penulis















DAFTAR ISI

Halaman
JUDU
PENGESAHAN PEMBIMBING
KATA PENGANTAR...........................................................................................................           i

BAB I PENDAHULUAN
1.1   PENGERTIAN BETON................................................................................................             3
1.2   MATERIAL BETON………….........................................................................................               4
        1.2.1   SIFAT-SIFAT BETON………………………….………………………………………………..………         4
        1.2.2   SYARAT-SYARAT BETON………………….…………………………………………………………         4
1.3   PROSES PEMBUATAN BETON…................................................................................              4
1.4   PERAWATAN BETON…………………………………………………………………………………..……….        5

BAB II PEMBAHASAN
2.1   PENGERTIAN BETON BER-AIR……………………………………………………….........................     5
2.2   ALAT-ALAT PENGECORAN BETON BER-AIR……………..…............................................ 5
2.3   SYARAT-SYARAT PENGECORAN BETON BER-AIR......................................................                5
2.4   LANGKAH KERJA PENGECORAN BETON BER-AIR…………………………………………….......     6
2.5   PERAWATAN BETON BER-AIR………………..…………………………………………………………….       7

BAB III KESIMPULAN



BAB I PENDAHULUAN
1.1.            PENGERTIAN BETON
Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan sosial modern. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air dan aggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah.

1.2.  MATERIAL BETON
·         AGREGAT  adalah bahan berbutir, seperti pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama media pengikat untuk membentuk beton.
·         AGREGAT KASAR (AK) partikel agregat lebih besar dari 4,75 mm dan disebut AGREGAT HALUS (AH) bila ukuran partikel itu lebih kecil dari 4,75 mm tetapi lebih besar dari 0,75 mm. KERIKIL adalah AK hasil dari disintegrasi alam dan abrasi batu atau proses pemecahan batu besar. Istilah PASIR biasanya dipakai pada agregat halus hasil dari disintegrasi dan abrasi batu. BATU PECAH adalah produk industri pemecah batu .
·         MORTAR adalah campuran dari pasir, semen dan air. Ini sesungguhnya adalah beton tampa AK sedangkan PASTA SEMEN adalah campuran dari semen dan air saja.
·         SEMEN adalah bahan berbutir halus hasil gilingan yang bukan merupakan pengikat, tetapi menjadi bersifat pengikat sebagai hasil hidratasi.
·         ADMIXTURE ( bahan tambahan) adalah bahan selain semen agregat, dan air, yang ditambahkan pada awal pencampuran atau sesudah proses pencampuran.
·         FAKTOR AIR SEMEN / FAS adalah perbandingan berat air dengan semen. Peningkatan rasio air/semen akan mendapatkan hasil kuat beton yang lebih rendah.



1.2.1. SIFAT-SIFAT BETON
\  Kuat tekan beton, yaitu kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas dan dinyatakan dengan Mpa atau N/mm2.
\  Kemudahan pengerjaan, kemudahan pengerjaan beton juga merupakan karakteristik utama yang juga dipertimbangkan sebagai material struktur bangunan. Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang tinggi,rancangan tersebut juga harus dapat diimplementasikan di lapangan.
\  Rangkak dan susut.
1.2.2. SYARAT-SYARAT BETON
\  Suatu struktur harus memiliki kekakuan yang cukup sehingga pergerakkannya dapat dibatasi. Kekakuan struktur dapat diukur dari besarnya simpangan antar lantai (drift) bangunan, semakin kecil simpangan struktur maka bangunan tersebut akan semakin kaku (Smith dan Coull, 1991).
\  Syarat kekuatan ini mencakup seluruh elemen struktur, baik pelat, kolom, balok, dan shearwall. Cara mengeceknya pun sesuai dengan perilaku elemen-elemen tersebut.
\   Konsep pemeriksaan kestabilan ini dikemukakan oleh Mac Gregor dalam bukunya yang berjudul Reinforced Concrete, Mecjanics and Design pada tahun 1997. Dalam bukunya tersebut beliau mengemukakan konsep kestabilan struktur seperti sebuah bola yang berada pada suatu tempat dengan keadaan tertentu.

1.3. PROSES PEMBUATAN BETON  
Pembuatan beton cukup sederhana. Pertama, semen (semen Portland biasanya) dipersiapkan. Selanjutnya, bahan-bahan lain-agregat (seperti pasir atau kerikil), pencampuran (kimia aditif), setiap serat yang diperlukan, dan air dicampur dengan semen untuk membentuk beton. Hidupkan mesin pengaduk beton.

CARA YANG SERING DI LAKUKAN DI LAPANGAN
ü  Masukan air terlebih dahulu ke dalam bak mesin pengaduk.
ü  Masukan semen.
ü  Masukan pasir dan krikil ke alat adukan dengan capuran yang sudah ditentukan.
ü  Setelah adukan merata masukan campuran beton ke area atau tempat yang akan di cor.
ü  Dalam proses pengerasan selama 28 hari beton tidak boleh terus terkena sinar matahari, di anjurkan beton harus di siram di saat sore hari.

1.4 PERAWATAN BETON
                Perawatan beton (curing) adalah kegiatan penjagaan beton paska pengecoran dan finishing pengecoran agar beton tetap lembab.
Dengan menjaga kelembaban beton, lekatan antara pasta semen dan agregat akan menjadi sangat bagus sehingga hal ini menjadikan beton anda berkwalitas baik, kuat dan tahan lama. Sebaliknya penguapan air paska pengecoran beton menjadikan beton jelek.
Perawatan beton dilakukan juga dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan beton yang bagus (tidak banyak retak rambut pada permukaan beton), lebih awet dan perlindungan terhadap besi tulangan beton yang lebih baik.

Perawatan beton dilakukan segera setelah pekerjaan finishing cor beton anda selesai dilakukan.Perawatan beton sangat segera dibutuhkan jika keadaan cuaca setelah pengecoran panas (suhu diatas 30 derajat Celsius), kontak langsung dengan cahaya matahari, udara dalam kondisi kering (kelembaban udara rendah) dan angin bertiup cukup kencang, karena hal itu menyebabkan air meguap dari beton dengan cepatnya.




Prinsip dasar perawatan beton agar senantisa lembab adalah :
  • Menjaga Air Pada Permukaan Beton
Menguyurkan air pada permukaan beton bahkan sampai mengenangi permukaan cor beton adalah cara yang relativ mudah juga sangat efektif dalam menjaga permukaan beton anda senantiasa lembab. Hal yang perlu diperhatiakan adalah bahwa umur beton anda masih muda menjadikan beton belum cukup keras , sehingga tekanan penyemprotan air anda harus kecil karena jika besar tekanan air penyemprotan besar tentu saja akan meninggalkan bekas pada permukaan beton
  • Menjaga Penguapan Air Pada Permukaan Beton Sesedikit Mungkin
Menjaga agar penguapan air pada permukaan beton sesedikit mungkin, artinya senantisa menjaga kelembaban beton dengan menjaga menguapnya air dari permukaan beton. Hal ini dilakukan dengan cara menyelimuti permukaan beton dengan lembaran plastik. Fungsi lembaran plastik menjaga agar jika terjadi penguapan pada permukaan beton, maka permukaan beton tetap  lembab, karena air akan terperangkap anatara permukaan beton dan lembaran plastik.
  • Dengan Coupond Perawat Beton
Secara prinsip cara pengunaanya adalah meluluri beton dengan zat khusus yang senantiasa dapat menjaga kelembaban beton. Metode ini sangat tepat digunakan untuk beton yang bentukpermukaanya tidak teratur. 

Sekurang-kurangnya anda harus menjaga beton senantiasa lebab selama 3 hari akan tetapi jika anda menghendaki hasil beton yang lebih baik, anda dapat melakukan perawatan beton selama 7 hari. Semakin lama anda menjaga beton tetap lembab akan dihasilkan beton yang lebih baik.



BAB II PEMBAHASAN

2.1.    PENGERTIAN BETON BER-AIR
                 
2.2.    ALAT-ALAT PENGECORAN BER-AIR

2.3.   SYARAT-SYARAT PENGECORAN BER-AIR

2.4.   LANGKAH KERJA

2.5.   PERAWATAN BETON BER-AIR




BAB III KESIMPULAN

3.1.   PEKERJAAN PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BEGISTING KOLOM
3.1.1 ALAT DAN BAHAN
                1. Usuk 5/7                                         5. Palu                                   9. Meteran 
                2. Triplek 9mm                                  6. Paku                                
                3. Pensil                                               7. Kawat
                4. Gergaji                                             8. Siku-siku            

3.1.2 KESELAMATAN DAN KESELAMATAN KERJA KERJA(K3)
                1. Berdoa sebelum bekerja.
                2. Gunakan helm kerja.
                3. Gunakan sepatu kerja.
                4. Gunakan alat dengan baik dan benar.
5. Setelah penggunaan alat taruh kembali alat dengan baik di tempatnya. 

3.1.3 SYARAT PASANGAN BEGISTING KOLOM YANG BAIK DAN BENAR
                1. Bagian tangah bekisting harus siku.
                2. Bekisting harus lurus.
                3. Bekisting tidak boleh ada yang berlubang.
                4. Bekising harus kuat dan mampu menahan tekanan volume beton.

3.1.4 LANGKAH KERJA
ü  Potong usuk dan triplek sesuai dengan ukuran yang sudah direncanakan.
ü  Pasang bagian bekisting berbentuk U terlebih dahulu kemudian sikukan, dan jangan lupa memberikan potongan usuk (clam) yang lebih panjang dari pada lebar begisting untuk memudahkan pemakuan setiap jarak sekitar 40cm .
ü  Pasang bekisting di tempat dimana peletakan kolom.
ü  Jika bekisting bentuk U sudah terpasang maka tinggal memasang bagian tutupnya saja.
ü 
Pakulah clam yang berpotongan di luar bekisting sebagai penguat dari pada konstruksi bekisting tersebut.
3.2. PEKERJAAN PENYETELAN BEGISTING KOLOM
3.2.1 ALAT DAN BAHAN
1.       Palu.
2.       Paku.            
3.       Kawat.
4.       Benang.
5.       Unting-unting( alat penyipat tegak ).

3.2.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.       Berdoa sebelum bekerja.
2.       Gunakan helm kerja.
3.       Gunakan sepatu kerja.
4.       Gunakan alat dengan baik dan benar.
5.       Rapikan alat setelah selesai bekerja.

3.2.3 SYARAT PENYETELAN BEGISTING KOLOM
1.       Bekisting harus tegak.
2.       Bekisting tidak boleh baling dan puntir.
3.       Tidak boleh ada bagian bekisting yang berlubang.

3.2.4 LANGKAH KERJA
ü  Gantungkan unting-unting pada bagian atas bekisting.
ü  Ukur lebar antara bekisting bagian atas dengan benang kemudian cocokan dengan bagian bawah.
ü  Jika sudah sama maka pasanglah pengaku( usuk bekas yang sudah tidak terpakai ) pada bekisting kemudian pakulah pengaku tersebut ke lantai
ü  Pada sudut-sudut bekisting lebih baik di ikat dengan kawat agar bekisting tidak lepas dan menjadi lebih kuat pada saat di cor.
                 

3.3. PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM
3.3.1 ALAT DAN BAHAN
                1. Mesin pengaduk beton ( molen )         6. Air
                2. Pasir                                                                  7. Ember
                3. Semen                                                             8. Bak tempat menuanggkan adukan
                4. Krikil
                5. Sekop

3.3.2 KESELAMATAN KERJA
1.       Berdoa sebelum bekerja
2.       Gunakan helm kerja
3.       Gunakan sepatu kerja
4.       Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5.       Taruh alat pada tempatnya setelah selesai digunakan


3.3.3  SYARAT PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM 
                1. Tidak boleh ada bagian yang tidak terisi adukan beton.
                2. Hasil pengecoran harus rapat.
                3. Besi tulangan tidak boleh terlihat.
                4. Campuran tidak boleh terlalu encer atau terlalu kental.

3.3.4 LANGKAH KERJA
ü  Hidupkan mesin pengaduk beton.
ü  Masukan air terlebih dahulu ke dalam bak mesin pengaduk.
ü  Masukan semen.
ü  Masukan pasir dan krikil ke alat adukan dengan capuran yang sudah ditentukan.
ü  Tuangkan ke dalam bak tempat adukan.
ü  Ambil adukan menggunakan ember .
ü  Sebelum adukan dituangkan ke dalam begisting, siramlah bagian dalam bekisting dengan menggunakan air, untuk mempermudah dalam membuka begisting.
ü  Tuangkan adukan beton ke dalam bekisting, jangan lupa menusuk-nusuk bagian ruas antara besi dan begisting agar trisi merata.
ü  Lakukan pengecoran sampai setengah begesting agar begisting tidak meledak ,sambil menunggu cor lah begisting yang ke dua juga sampai setengah setelah selesai lalu lanjutkan mengecor begisting yang pertama sampai begisting sampai penuh  begitu seterusnya.







                                                Kegiatn pada saat mengecor kolom begisting



3.4  PEKERJAAN MEMBUAT PANGGUNG
3.4.1 ALAT DAN BAHAN
                1. Paku                                                 5. Siku - siku
                2. Palu                                                  6. Pahat
                3. Gergaji                                              
                4. kayu

3.4.2 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
                1. Berdoa sebelum bekerja
                2. Gunakan helem saat bekerja
                3. Gunakan sepatu kerja
                4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
                5. Taruh alat pada tempatnya
                6. Gunakan sarung tangan

3.4.3 SYARAT PEKERJAAN PANGGUNG
                1. Panggung harus tidak terlalu tinggi
                2. kayu yang di pergunakan harus bagus ( tidak baling )
                3. Gunakan kontruksi yang bisa menerima beban merata
               

3.4.4 LANGKAH KERJA
1. MEMBUAT PENUNJANG PANGGUNG
1.       Potong kayu sesuai ukuran yang sudah di tentukan.
2.       Setelah di potong dari ujung kayu di garis mundur ± 5 cm
3.       Gergaji garis tadi sampai di pertengahan kayu
4.       Setelah itu pahat kayu agar berbentuk sambungan bibir lurus.
5.       Lalu gunakan kayu tersebut untuk penyangga di bawah panggung.




2. MEMASANG MULTIPLEK DI ATAS PERMUKAAN PANGGUNG
1.       Beli multiplek ukuran 122x 244 cm
2.       Lalu taruh di atas panggung  satu persatu.
3.       Kemudian pakulah multiplek tersebut .
4.       Sebelum di paku bentangkan tali untuk mencari kesikuannya.
5.       Lalu pasanglah multiplek sampai menutupi seluruh permukaan panggung.
6.       Setelah selesai ,kemudian tempelkan karpet di atas multipek dengan mengikuti bentuk panggung agar terlihat lebih mewah.


















BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

a.       Bahwa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ,faktor-fakor yang diperlukan adalah mutu dan kualitas bahan yang akan digunanan untuk suatu kostruksi yang di kerjakan.

b.       Pelajaran yang dapat meningkatkan motifasi dan mental siswa untuk terampil mengadapi orang banyak .

c.       Dengan adanya praktek kerja industri iini para siswa dapat secara langsung merasakan kondisi lingkungan yang sebenarnya di dunia kerja( industri ) dan dapat  memecahkan masalah yang terjadi di lapangan secara langsung akan dapat menambah wawasan,pengalaman, dan pengetahuan yang sebelumnya kurang di pahami untuk terjun ke masyarakat.

4.2. SARAN
    1. Dari pandangan saya saran-saran yang dapat saya berikan sebagai berikut :

\  Tentang keselamatan kerja bagi saya sudah cukup tetapi perlu di tingkatkan lagi agar member rasa aman pada saat berkerja.
\  Selalu berhati-hati dan disiplin dalam bekerja.
\  Untuk selanjutnya praktik kerja industry cukup dilaksanakan dalam waktu 1 sampai 2 bulan saja, supaya kami dapat belajar lagi di sekolah.
\  Bagi siswa yang akan melaksanakan praktik kerja industri untuk tahun-tahun                 berikutnya agar meningkatkan diri dalam bidang disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.